-->

Perang Amerika Serikat Vs Jepang, Kisahnya ada di Mahabharata

ADA kisah menarik ketika saya membaca buku Mahabharata karangan C Rajagopalachari. Dalam bagian cerita "Pertemuan Penasehat Agung", para raja berkumpul untuk membahas kemungkinan perang antara Pandawa dan Kurawa, dua penguasa besar pada waktu itu.

Dalam pertemuan para raja-raja yang menjadi sekutu Pandawa, Sri Krishna berpendapat bahwa Pandawa dan Kurawa sebaiknya menempuh jalan damai sehingga tidak ada tumpah darah. Pandawa sepakat akan hal itu.

Namun, jika Duryudana sebagai Raja Hastinapura (Kurawa) tidak mau, satu-satunya jalan adalah perang. Pendapat Sri Krishna disetujui raja-raja dalam pertemuan agung tersebut. Mereka rapat untuk menentukan siapa yang akan diutus menjadi diplomat untuk berdiplomasi dengan pihak Kurawa.

Raja Pancala bernama Drupada (ayah Drupadi) akhirnya mengutus seorang brahmana (kalau dalam Islam, semacam kiai atau wali) untuk menjadi seorang diplomat. Dia diutus untuk menyampaikan pesan bahwa Pandawa ingin berdamai dengan Kurawa.

"Mungkin dalam tugasmu itu, engkau akan menimbulkan beda pendapat dari kalangan tetua seperti Bhisma yang agung, Kripa dan Durna sang guru sejati, begitu juga dengan panglima perang mereka," kata Raja Drupada.

"Jika itu terjadi, butuh waktu lama untuk mempertemukan perbedaan tersebut. Kalau sudah begitu, hal itu berarti membawa keuntungan bagi Pandawa untuk merampungkan persiapan perang mereka. Sementara engkau berada di Istana Hastinapura untuk merundingkan perdamaian, persiapan perang Kurawa akan tertunda," kata Drupada lagi.

Perang Amerika Serikat Vs Jepang, Kisahnya ada di Mahabharata

"Kondisi ini jelas akan membawa keuntungan bagi Pandawa. Kalau ada keajaiban di mana Kurawa mau diajak berdamai, itu sangat lebih baik. Saya tidak berharap Duryudana setuju dengan penyelesaikan sengketa dengan cara damai. Namun begitu, mengirim utusan tetap menguntungkan pihak kita," kata Drupada, Raja Pancala yang merupakan mertua Pandawa.

Pada Desember 1941, Jepang melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat terkait dengan sengketa di antara mereka berdua. Di tengah-tengah negosiasi itu, Jepang menyerang Amerika Serikat yang sama sekali tidak siap.

Jepang dengan ganasnya menghancurkan armada laut terkuat Amerika, yaitu Pearl Harbour. Perintah Raja Drupada kepada sang brahmana untuk bernegosiasi menunjukkan bahwa cara yang digunakan Jepang bukanlah hal baru.

Di zaman dulu, zaman ketika sebuah cerita dari Kitab Mahabharata berlangsung, cara seperti itu sudah digunakan. Yakni, mencoba melakukan perundingan dan negosiasi perdamaian secara sungguh-sungguh, tapi pada saat yang sama, tidak membuat kita berhenti dalam mempersiapkan diri seandainya perang benar-benar menjadi jalan satu-satunya menyelesaikan konflik.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel