Menyelami Arti dan Makna Kehidupan yang Sesungguhnya
KADANG saya berpikir, apa arti dan makna kehidupan yang sesungguhnya? Kenapa kami lahir, hidup kemudian mati. Tujuan manusia hidup di bumi ini sebenarnya untuk apa sih?
Pertanyaan itu sederhana, tapi menjadi dasar seseorang untuk hidup. Jika sudah tahu arti, makna dan hakikat kehidupan, maka hidupnya akan damai, menemukan jalan dan kesejahteraan lahir dan batin yang luar biasa.
Pertanyaan itu pula yang membuat Tuhan menurunkan kitab untuk menjadi tuntutan kepada manusia, biar mereka tahu apa itu sesungguhnya hidup dan kehidupan. Mulai dari Taurat, Zabur, Injil, hingga Al Quran.
Meski begitu, masih saja manusia banyak yang tidak tahu apa itu hidup. Manusia mencoba belajar kitab-kitab, tapi masih saja tidak tahu apa arti kehidupan yang sesungguhnya.
Dalam Islam menyebutkan bahwa manusia adalah khalifah fil ardh, pemimpin di bumi. Jadi, masing-masing manusia harus bisa memimpin dirinya sendiri, istri, keluarga, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga negara. Mereka punya tanggung jawab untuk mengelola bumi dengan baik, amanah.
Maka, manusia harus menggerakkan dirinya untuk memberikan kebaikan dan kemaslahatan kepada orang di sekitarnya, kepada alam, hewan, tumbuhan, bebatuan dan semuanya. Cinta menjadi salah satu tujuan hidup.
Maka cintailah semua makhluk hidup yang ada di alam semesta. Jika tugas kita di dunia sebagai khalifah fil ardh berhasil, maka setelah meninggalkan jasad (tubuh) kelak, kita akan bertemu dengan zat agung yang dalam Islam disebut Allah.
Maka tujuan berbuat baik bukanlah surga, tetapi menjalankan amanah dari Tuhan sehingga ketika meninggal dunia kelak, kita mendapatkan tempat paling indah yang tiada tara, yaitu bertemu atau bahkan menyatu dengan Allah. Maka, hidup adalah perjalanan dari cahaya menuju cahaya.
Tubuh kita dan semesta adalah cahaya, nur Muhammad. Itu dijelaskan dalam Al Quran. Maka, jika kita kelak menjadi bupati, menteri atau presiden, itu menjadi amanah yang wajib dijalankan untuk menjalankan tugas Allah di bumi.
Tugas Raja atau Presiden adalah memakmurkan rakyat, menyejahterakan masyarakat. Kalau kita dokter, tugas kita adalah berusaha semaksimal mungkin untuk menyembuhkan orang. Kalau kita guru, tugas kita adalah mendidik, membuat murid tahu jalan dan arah untuk masa depan yang lebih baik.
Kalau kita wartawan, tugas kita adalah menyampaikan informasi kepada pembaca atau masyarakat sesuai dengan fakta yang ada. Kalau kita kiai, dai atau penceramah, sampaikan ilmu itu dengan ikhlas berbekal pengetahuan yang cukup.
Kalau kita pelajar atau mahasiswa, tugas kita adalah belajar untuk mendapatkan ilmu sebagai bekal untuk hidup. Kalau kita pengusaha, berdaganglah sesuai dengan aturan, tidak menipu, dll.
Apa profesi kita adalah amanah dari Allah yang harus dijalankan dengan baik dan sesuai tujuannya. Jalani amanah dan tugas kita sebagai manusia dengan ikhlas karena Allah.
Itulah arti, makna dan hakekat kehidupan yang sesungguhnya dari hasil kontemplasi saya sendiri. Kalau mungkin ada kesalahan dalam menulis, mari saling berdialektika dengan tujuan kebaikan.
Pertanyaan itu sederhana, tapi menjadi dasar seseorang untuk hidup. Jika sudah tahu arti, makna dan hakikat kehidupan, maka hidupnya akan damai, menemukan jalan dan kesejahteraan lahir dan batin yang luar biasa.
Pertanyaan itu pula yang membuat Tuhan menurunkan kitab untuk menjadi tuntutan kepada manusia, biar mereka tahu apa itu sesungguhnya hidup dan kehidupan. Mulai dari Taurat, Zabur, Injil, hingga Al Quran.
Meski begitu, masih saja manusia banyak yang tidak tahu apa itu hidup. Manusia mencoba belajar kitab-kitab, tapi masih saja tidak tahu apa arti kehidupan yang sesungguhnya.
Dalam Islam menyebutkan bahwa manusia adalah khalifah fil ardh, pemimpin di bumi. Jadi, masing-masing manusia harus bisa memimpin dirinya sendiri, istri, keluarga, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga negara. Mereka punya tanggung jawab untuk mengelola bumi dengan baik, amanah.
Maka, manusia harus menggerakkan dirinya untuk memberikan kebaikan dan kemaslahatan kepada orang di sekitarnya, kepada alam, hewan, tumbuhan, bebatuan dan semuanya. Cinta menjadi salah satu tujuan hidup.
Maka cintailah semua makhluk hidup yang ada di alam semesta. Jika tugas kita di dunia sebagai khalifah fil ardh berhasil, maka setelah meninggalkan jasad (tubuh) kelak, kita akan bertemu dengan zat agung yang dalam Islam disebut Allah.
Maka tujuan berbuat baik bukanlah surga, tetapi menjalankan amanah dari Tuhan sehingga ketika meninggal dunia kelak, kita mendapatkan tempat paling indah yang tiada tara, yaitu bertemu atau bahkan menyatu dengan Allah. Maka, hidup adalah perjalanan dari cahaya menuju cahaya.
Tubuh kita dan semesta adalah cahaya, nur Muhammad. Itu dijelaskan dalam Al Quran. Maka, jika kita kelak menjadi bupati, menteri atau presiden, itu menjadi amanah yang wajib dijalankan untuk menjalankan tugas Allah di bumi.
Tugas Raja atau Presiden adalah memakmurkan rakyat, menyejahterakan masyarakat. Kalau kita dokter, tugas kita adalah berusaha semaksimal mungkin untuk menyembuhkan orang. Kalau kita guru, tugas kita adalah mendidik, membuat murid tahu jalan dan arah untuk masa depan yang lebih baik.
Kalau kita wartawan, tugas kita adalah menyampaikan informasi kepada pembaca atau masyarakat sesuai dengan fakta yang ada. Kalau kita kiai, dai atau penceramah, sampaikan ilmu itu dengan ikhlas berbekal pengetahuan yang cukup.
Kalau kita pelajar atau mahasiswa, tugas kita adalah belajar untuk mendapatkan ilmu sebagai bekal untuk hidup. Kalau kita pengusaha, berdaganglah sesuai dengan aturan, tidak menipu, dll.
Apa profesi kita adalah amanah dari Allah yang harus dijalankan dengan baik dan sesuai tujuannya. Jalani amanah dan tugas kita sebagai manusia dengan ikhlas karena Allah.
Itulah arti, makna dan hakekat kehidupan yang sesungguhnya dari hasil kontemplasi saya sendiri. Kalau mungkin ada kesalahan dalam menulis, mari saling berdialektika dengan tujuan kebaikan.